Judul : Kisah Hikmah Nabi Khidir dan Lima Perintah Allah
link : Kisah Hikmah Nabi Khidir dan Lima Perintah Allah
Kisah Hikmah Nabi Khidir dan Lima Perintah Allah
Nabi dan Rasul merupakan orang-orang pilihan Allah SWT untuk menyampaikan wahyu dan menyebarkan agama Islam. Mereka ini jelas memiliki keimanan yang luar biasa untuk bertakwa kepada-Nya. Ada banyak jumlah Nabi di dalam Agama Islam, namun hanya 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui.
Salah satu Nabi yang tidak termasuk dalam 25 nabi dan rasul itu adalah Nabi Khidir. Namun ternyata nabi yang satu ini memiliki kisah populer semasa hidupnya dan bahkan diabadikan dalam jurnal 1001 kisah teladan Muslim.
Dalam kisah tersebut beliau ceritakan mendapatkan lima perintah dari Allah SWT ketika tidur. Lima perintah tersebut bukanlah perintah sembarangan dan tentu saja harus dilaksanakan. Lantas perintah seperti apa yang diberikan Allah kepada Nabi Khidir? Berikut kisah selengkapnya.
Ketika dalam keadaan tidur, Nabi Khidir bermimpi Allah Ta’ala memerintahkannya untuk berjalan ke arah barat. Tidak cukup sampai di sana, Allah juga memerintahkan beliau untuk melakukan lima hal terkait peristiwa yang akan ditemui sepanjang perjalanan. Perintah tersebut berbunyi:
“Pertama, makanlah apa yang engkau lihat (hadapi). Kedua, sembunyikan apa yang engkau temukan. Ketiga, terimalah apa yang datang kepadamu. Keempat, jangan kecewakan yang datang kepadamu. Kelima, larilah engkau dari apa yang ditemui.”
Karena itu merupakan perintah langsung dari Allah, maka keesokan harinya Nabi Khidir melaksanakannya. Ia kemudian berjalan ke arah barat. Dalam perjalanannya yang cukup panjang tersebut, nabi Khidir bertemu dengan sebuah bukit.
Namun, ia kemudian merasa bingung karena perintah pertama dari Allah adalah “Makanlah apa yang engkau temui.” Akhirnya beliau berkata “Aku,” ujar Nabi Khidir ‘Alaihis salam, “diperintahkan untuk memakan apa yang aku temui, tapi ini sungguh mustahil (memakan bukit).”
Hingga pada akhirnya beliau mendekati bukit tersebut. Namun ternyata Allah berkehendak lain, terjadinya sebuah keajaiban. Bukit yang tadinya luas tersebut mengecil hingga hanya menjadi sebesar roti. Kemudian ia pun segera mengambilnya dengan tangan dan memakannya.
“Alhamdulillah, aku telah berhasil melakukan perintah pertama. Mudah-mudahan Allah Ta’ala memudahkan bagiku untuk menerima pelajaran yang tersirat di dalamnya.” ujar Nabi Khidir ‘Alaihi salam, lalu melanjutkan perjalanan.
Setelah itu, di tengah perjalanan dirinya kembali bertemu dengan mangkuk berbentuk emas. Sesuai dengan perintah kedua, yakni untuk menyembunyikan apa yang ditemui maka Nabi Khidir sesegera mungkin menggali tanah untuk menyembunyikan mangkuk emas tersebut.
Namun ternyata, sebuah keanehan kembali terjadi. Mangkuk emas yang tadi di tanamnya itu bisa bergerak dan keluar dari tanah seperti sedia kala, bahkan hal ini terjadi beberapa kali. Nabi Khidir ‘Alaihi salam tidak menghiraukan mangkuk emas tersebut.
Beliau kembali melanjutkan perjalanannya. Ketika itu ada seekor burung kecil yang datang menghampirinya, ia dikejar oleh seekor elang. Nabi Khidir teringat dengan pesan Allah yang ketiga yaitu, terimalah apa yang datang padamu. Maka dari itu, dirinya menyimpan burung tersebut dengan baik.
Namun, tidak lama setelah itu adalah seekor elang yang kelaparan. Si elang tersebut bertanya, “Apakah Tuan melihat seekor burung yang tengah berlari? Aku didera lapar. Jika melihatnya, tolong beritahukan kepadaku.”
Teringat akan pesan yang keempat yaitu jangan kecewakan yang datang kepadamu, penuhi hajatnya. Hal inilah yang membuat dirinya merasa kebingungan, sebab disatu sisi dirinya kasihan jika harus melepaskan burung kecil untuk jadi santapan elang.
Akhirnya ia mendaptkan ide, Nabi Khidir membuat sebuah kesepakatan dengan burung kecil dan juga elang. Yaitu beliau hendak memotong bagian tubuh burung kecil, sebagiannya diberikan kepada elang, keduanya pun sepakat,
Beliau memberikan potongan kecil tersebut kepada elang. Setelah menyantap makanannya, burung elang ini pun pergi, kemudian burung kecil yang tadi disimpan pun akhirnya dilepaskan. Alhamdulillah, bisik Nabi Khidir ‘Alaihis salam, karena Allah Ta’ala aku bisa melakukan apa yang diperintahkannya.
Nabi Khidir kembali melanjutkan perjalanannya, dia bertemu dengan seonggok bangkai. Namun perintah kelima menyatakan bahwa dirinya harus meninggalkan apa yang ditemui. Akhirnya beliau bergegas untuk mencari tempat istirahat dan pada malam harinya ia berdoa meminta penunjuk atas hikmah di balik peristiwa yang sudah dialaminya tersebut.
Dalam tidurnya ia kembali bermimpi. Pertama, yang diperintahkan untuk dimakan itu marah. Mula-mula terlihat besar, tapi jika bersabar, mengawal, dan menahannya maka kemarahan itu semakin kecil, tidak terasa. Sedangkan mangkuk emas merupakan perlambang kebaikan. Meski disembunyikan seperti apa pun, dia akan tetap terlihat.
Ketiga, burung kecil merupakan perlambang amanah yang harus diterima dan jangan dikhianati. Keempat, jika ada orang yang datang menyampaikan keperluan, berikanlah meski engkau membutuhkannya. Terakhir, perintah kelima, bau yang busuk itu merupakan ghibah atau menceritakan keburukan seseorang sehingga harus ditinggalkan.
Demikianlah kisah lengkap mengenai Nabi Khidir dan lima perintah dari Allah SWT. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah jelas memiliki faedah yang bisa dijadikan sebagai pengajaran bagi kita semua. Semoga kisah ini membuat kita menjadi hamba yang lebih bertakwa dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Salah satu Nabi yang tidak termasuk dalam 25 nabi dan rasul itu adalah Nabi Khidir. Namun ternyata nabi yang satu ini memiliki kisah populer semasa hidupnya dan bahkan diabadikan dalam jurnal 1001 kisah teladan Muslim.
Dalam kisah tersebut beliau ceritakan mendapatkan lima perintah dari Allah SWT ketika tidur. Lima perintah tersebut bukanlah perintah sembarangan dan tentu saja harus dilaksanakan. Lantas perintah seperti apa yang diberikan Allah kepada Nabi Khidir? Berikut kisah selengkapnya.
Ketika dalam keadaan tidur, Nabi Khidir bermimpi Allah Ta’ala memerintahkannya untuk berjalan ke arah barat. Tidak cukup sampai di sana, Allah juga memerintahkan beliau untuk melakukan lima hal terkait peristiwa yang akan ditemui sepanjang perjalanan. Perintah tersebut berbunyi:
“Pertama, makanlah apa yang engkau lihat (hadapi). Kedua, sembunyikan apa yang engkau temukan. Ketiga, terimalah apa yang datang kepadamu. Keempat, jangan kecewakan yang datang kepadamu. Kelima, larilah engkau dari apa yang ditemui.”
Karena itu merupakan perintah langsung dari Allah, maka keesokan harinya Nabi Khidir melaksanakannya. Ia kemudian berjalan ke arah barat. Dalam perjalanannya yang cukup panjang tersebut, nabi Khidir bertemu dengan sebuah bukit.
Namun, ia kemudian merasa bingung karena perintah pertama dari Allah adalah “Makanlah apa yang engkau temui.” Akhirnya beliau berkata “Aku,” ujar Nabi Khidir ‘Alaihis salam, “diperintahkan untuk memakan apa yang aku temui, tapi ini sungguh mustahil (memakan bukit).”
Hingga pada akhirnya beliau mendekati bukit tersebut. Namun ternyata Allah berkehendak lain, terjadinya sebuah keajaiban. Bukit yang tadinya luas tersebut mengecil hingga hanya menjadi sebesar roti. Kemudian ia pun segera mengambilnya dengan tangan dan memakannya.
“Alhamdulillah, aku telah berhasil melakukan perintah pertama. Mudah-mudahan Allah Ta’ala memudahkan bagiku untuk menerima pelajaran yang tersirat di dalamnya.” ujar Nabi Khidir ‘Alaihi salam, lalu melanjutkan perjalanan.
Setelah itu, di tengah perjalanan dirinya kembali bertemu dengan mangkuk berbentuk emas. Sesuai dengan perintah kedua, yakni untuk menyembunyikan apa yang ditemui maka Nabi Khidir sesegera mungkin menggali tanah untuk menyembunyikan mangkuk emas tersebut.
Namun ternyata, sebuah keanehan kembali terjadi. Mangkuk emas yang tadi di tanamnya itu bisa bergerak dan keluar dari tanah seperti sedia kala, bahkan hal ini terjadi beberapa kali. Nabi Khidir ‘Alaihi salam tidak menghiraukan mangkuk emas tersebut.
Beliau kembali melanjutkan perjalanannya. Ketika itu ada seekor burung kecil yang datang menghampirinya, ia dikejar oleh seekor elang. Nabi Khidir teringat dengan pesan Allah yang ketiga yaitu, terimalah apa yang datang padamu. Maka dari itu, dirinya menyimpan burung tersebut dengan baik.
Namun, tidak lama setelah itu adalah seekor elang yang kelaparan. Si elang tersebut bertanya, “Apakah Tuan melihat seekor burung yang tengah berlari? Aku didera lapar. Jika melihatnya, tolong beritahukan kepadaku.”
Teringat akan pesan yang keempat yaitu jangan kecewakan yang datang kepadamu, penuhi hajatnya. Hal inilah yang membuat dirinya merasa kebingungan, sebab disatu sisi dirinya kasihan jika harus melepaskan burung kecil untuk jadi santapan elang.
Akhirnya ia mendaptkan ide, Nabi Khidir membuat sebuah kesepakatan dengan burung kecil dan juga elang. Yaitu beliau hendak memotong bagian tubuh burung kecil, sebagiannya diberikan kepada elang, keduanya pun sepakat,
Beliau memberikan potongan kecil tersebut kepada elang. Setelah menyantap makanannya, burung elang ini pun pergi, kemudian burung kecil yang tadi disimpan pun akhirnya dilepaskan. Alhamdulillah, bisik Nabi Khidir ‘Alaihis salam, karena Allah Ta’ala aku bisa melakukan apa yang diperintahkannya.
Nabi Khidir kembali melanjutkan perjalanannya, dia bertemu dengan seonggok bangkai. Namun perintah kelima menyatakan bahwa dirinya harus meninggalkan apa yang ditemui. Akhirnya beliau bergegas untuk mencari tempat istirahat dan pada malam harinya ia berdoa meminta penunjuk atas hikmah di balik peristiwa yang sudah dialaminya tersebut.
Dalam tidurnya ia kembali bermimpi. Pertama, yang diperintahkan untuk dimakan itu marah. Mula-mula terlihat besar, tapi jika bersabar, mengawal, dan menahannya maka kemarahan itu semakin kecil, tidak terasa. Sedangkan mangkuk emas merupakan perlambang kebaikan. Meski disembunyikan seperti apa pun, dia akan tetap terlihat.
Ketiga, burung kecil merupakan perlambang amanah yang harus diterima dan jangan dikhianati. Keempat, jika ada orang yang datang menyampaikan keperluan, berikanlah meski engkau membutuhkannya. Terakhir, perintah kelima, bau yang busuk itu merupakan ghibah atau menceritakan keburukan seseorang sehingga harus ditinggalkan.
Demikianlah kisah lengkap mengenai Nabi Khidir dan lima perintah dari Allah SWT. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah jelas memiliki faedah yang bisa dijadikan sebagai pengajaran bagi kita semua. Semoga kisah ini membuat kita menjadi hamba yang lebih bertakwa dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
from Info Unik http://ift.tt/2Bp3cRd
Wiwik Setiawati http://ift.tt/2z8gdZq Sumber artikel http://ift.tt/1O9hZcL
Demikianlah Artikel Kisah Hikmah Nabi Khidir dan Lima Perintah Allah
Sekianlah artikel Kisah Hikmah Nabi Khidir dan Lima Perintah Allah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ini.