Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia

Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia - Apakah sahabat sedang mencari informasi tentang Berita Pagi Satu ?, Nah isi dalam Artikel ini disusun agar pembaca dapat memperluas pegetahuan tentang Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan referensi dari semua pembahasan untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kecantikan, Artikel Kesehatan, Artikel Makanan, Artikel Mitos, Artikel Ragam, Artikel Unik, yang kami suguhkan ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia
link : Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia

Baca juga


Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia

Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia
Manusia boleh berbangga karena dinobatkan sebagai makhluk sempurna diantara seluruh makhluk ciptaan-Nya. Kita menjadi pemimpin atas seluruh penghuni semesta yang ada dengan kelebihan akal serta pikiran yang digunakan dalam bertindak. 

Namun menjadi makhluk sempurna bukanlah perkara yang mudah. Ada hal besar yang menjadi tanggungjawab manusia yakni amanah. Menjalankan perintah serta menjauhi segala larangan-Nya menjadi amanah yang tidak dapat dibantah.

Manusia dari sekian banyak makhluk Allah menyanggupi amanah tersebut. Padahal makhluk lain yang memiliki kekuatan lebih besar seperti langit, bumi dan gunung menolak untuk menjadi seperti manusia. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Alquran surat Al-Ahzab. Seperti apa? Berikut ulasannya.

Ada begitu banyak peristiwa yang terjadi sebelum akhirnya alam semesta dan segala isinya siap untuk ditinggali. Salah satunya adalah peristiwa saat Allah SWT mengungumpulkan makhluknya untuk membagi peran. Saat itu Allah SWT memberikan pilihan kepada mahkluk untuk menerima amanah.

Bagi siapa yang menerimanya, maka akan menjadi makhluk yang paling sempurna di alam semesta. Namun amanah ini juga memiliki kosekuensi. Bagi yang menjalankan perintah-Nya, maka akan dihadiahi surga, namun jika melanggar akan diberi siksa di neraka.

Allah SWT menawari amanah tersebut kepada langit, bumi dan gunung. Namun ketiganya menolak, bukan karena ingkar kepada Allah, namun mereka merasa tidak sanggup untuk mengemban besarnya amanah tersebut.

Ternyata, manusialah yang dengan berani menerima tawaran Allah SWT untuk menjadi makhluk sempurna. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Ahzab

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72).

Ayat ini dimaknai berbeda oleh para Mufassirin. Diantaranya adalah Imam Al-Aufi dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Yang dimaksud dengan al-amanah adalah, ketaatan yang ditawarkan kepada mereka sebelum ditawarkan kepada Adam ‘Alaihissalam, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Lalu Allah berfirman kepada Adam, ‘ Sesungguhnya Aku memberikan amanah kepada langit dan bumi serta gunung-gunung, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Apakah engkau sanggup untuk menerimanya?’ Adam menjawab, ‘Ya Rabbku, apa isinya?’ Maka Allah berfirman, ‘Jika engkau berbuat baik maka engkau akan diberi balasan, dan jika engkau berbuat buruk maka engkau akan diberi siksa’. Lalu Adam menerimanya dan menanggungnya. Itulah maksud firman Allah, ‘Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh’.”

Kemudian, Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- berkata, ‘Amanah adalah kewajiban-kewajiban yang diberikan oleh Allah kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Jika mereka menunaikannya, Allah akan membalas mereka. Dan jika mereka menyia-nyiakannya, maka Allah akan menyiksa mereka. Mereka enggan menerimanya dan menolaknya bukan karena maksiat, tetapi karena ta’zhim (menghormati) agama Allah kalau-kalau mereka tidak mampu menunaikannya.” Kemudian Allah Ta’ala menyerahkannya kepada Adam, maka Adam menerimanya dengan segala konsekwensinya. Itulah maksud dari firman Allah:

“Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” yaitu pelanggar perintah Allah.

Bisa disimpulkan jika manusia hidup di dunia ini hanya menjalani ujiannya saja. Lulus atau tidak dalam menjalankan ujian tersebut akan dijawab oleh Allah SWT saat kiamat tiba. Disana, akan ditunjukan bahwa sebelum hidup di dunia manusia sudah melakukan perjanjian dengan Allah yakni mengakui keesaan-Nya dan menjalankan amanah yang sudah ditetapkan.

Namun fitrahnya, manusia akan lupa setelah lahir ke dunia. Kemudian, setelah hari kiamat nanti, manusia akan kembali diingatkan tentang janji tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Hadid ayat 8 yang berbunyi “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hadid, 57:8).

Wallahu a'lam…semoga kita termasuk manusia yang tidak menyianyiakan waktu saat hidup di muka bumi, serta dapat menjalankan amanah yang sudah diembankan Allah kepada kita.


from Info Unik http://ift.tt/2pH7OsI
via sumber infoyunik.com noreply@blogger.com (Wiwik Setiawati) http://ift.tt/2oZEbVh


Demikianlah Artikel Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia

Sekianlah artikel Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ini.

Subscribe to receive free email updates: