Judul : Imam Masjid Mati Ketika Salat
link : Imam Masjid Mati Ketika Salat
Imam Masjid Mati Ketika Salat
Imam Masjid Mati Ketika SalatIlustrasi |
Subhanallah.....!!! Nur Yasin, salah satu warga Srengseng, Kebon Jeruk, Jakarta Barat meninggal dunia ketika salat Tarawih beberapa tahun lalu. Padahal, sesaat sebelumnya ia masih sempat memberikan tausiyah kepada para jamaah di Masjid At-Thoyyibah tak jauh dari tempat tinggalnya.
Kurang lebih sekitar tiga tahun lalu, warga Srengseng Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat, dibuat takjub dengan kematian salah satu warganya. Nur Yasin, laki-laki asal Nusa Tenggara Barat ini meninggal dunia saat mengikuti salat Tarawih di masjid At-Thoyyibah.
Peristiwa tersebut terjadi pada saat akhir bulan Ramadan atau beberapa hari sebelum hari raya Idul Fitri. Kala itu, Nur Yasin memang bertugas untuk mengisi ceramah agama beberapa saat sebelum salat Tarawih di mulai. Tak ada tanda-tanda bahwa Nur Yasin mengalami rasa sakit. Karena ceramahnya begitu lancar mengalir, bahkan para jamaah juga sempat dibuat ketawa karena isi ceramahnya yang mengisahkan tentang Abu Nawas.
"Sekarang Abu Nawas mau pulang," begitulah kata-kata penutup dari ceramahnya sebelum diakhiri dengan salam.
Seusai ceramah tersebut, Nur Yasin kemudian mengambil posisi tepat dibelakang sebelah kiri imam untuk menunaikan salat Tarawih. Menurut penuturan sebagian warga, Nur Yasin masih sempat mengikuti satu rakaat baru, kemudian ketika hendak rukuk untuk rakaat kedua, tubuhnya ambruk ke samping sehingga ditopang oleh jamaah yang disebalahnya.
Namun menurut warga yang lainnya, Nur Yasin justru sudah jatuh ketika hendak melakukan takbiratul ikhram. Melihat Nur Yasin roboh, sebagian jamaah menghentikan salatnya untuk membopong Nur Yasin, namun sebagian yang lainnya tetap melaksanakan salat Tarawih hingga salam.
Barulah setelah salat itu usai, suasana Masjid At-Thoyyibah mendadak ramai diwarnai kepanikan sebagian warga karena Nur Yasin tak kunjung sadar-sadar juga. Tak ada di antara mereka yang mengira kalau Nur Yasin telah menghembuskan napas terakhir.
"Awalnya kami tidak yakin kalau dia meninggal dunia," tutut Rasyid, salah satu Saudara Ipar Nur Yasin.
"Laa Ilaaha Illallah, Laa Illaha Illallah, Laa Ilaaha Illallah,!!!" kalimat tahlil terus mengiringi tubuh Nur Yasin yang masih terbaring di dalam masjid tersebut. barulah beberapa saat kemudian, Nur Yasin dibawa ke Rumah Sakit Graha Medika yang sekarang berubah menjadi Rumah Sakit Siloam, yang tak jauh dari masjid tersebut.
"Inna Lillahi wa Inna Ilaihi raajiuun," kata-kata itu nyaris keluar bersamaan dari orang-orang yang ikut mengantar Nur Yasin ke rumah sakit, setelah pihak rumah sakit menyatakan kalau Nur Yasin sudah meninggal dunia beberapa saat sebelum ia sampai ke rumah sakit.
DAI YANG BAIK
Berita meninggalnya Nur Yasin pun langsung cepat menyebar di kalangan warga setempat. Mendung duka pun menyelimuti hati mereka karena selama hidupnya almarhum memang dikenal sebagai orang yang baik dan sabar dalam membimbing masyarakat untuk senantiasa beribadah dengan baik, melalui ceramah yang sering disampaikannya dalam berbagai kesempatan. Selain itu, almarhum juga dikenal sebagai salah satu tokoh masyarakat yang cukup dihormati.
Selama hidupnya almarhum tidak pernah bosan-bosannya untuk memberikan tausiyah kepada umat Islam agar senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaannya. Walaupun dia dikenal sebagai penceramah, almarhum tidak hanya pandai berbicara, tapi dia juga memberikan contoh yang baik kepada warga setempat.
"Selama hidupnya almarhum juga dikenal baik dilingkungan masyarakat sini karena dia telah berhasil merubah kehidupan sebagian warga menjadi lebih baik, lebih rajin ibadah, dan senantiasa memakmurkan masjid," tambah Rasyid.
Bahkan, dia juga mengajarkan anak-anak kampung mengaji Al-Quran. Itu semua ia lakukan dengan ikhlas tanpa meminta bayaran sepeserpun kepada warga.
RAJIN SALAT JAMAAH
Di samping almarhum dikenal sebagai seorang dai yang baik, isi ceramahnya pun selalu diterima dan direspon dengan baik oleh masyarakat sehingga membuat almarhum dicintai dan di hormati di kalangan masyarakat setempat. Almarhum juga dikenal sebagai orang yang rajin salat berjamaah karena selain menjadi imam salat, ia pun rajin menjadi makmum.
"Hidupnya tidak pernah jauh dari masjid. Dia pulang kerumah hanya untuk tidur saja. Sedangkan salat lima waktu, dia pasti salat di masjid," tutur Rasyid ketika ditemui di rumahnya kawasan Srengseng, Kebon jeruk, Jawa Barat.
Hal senada juga disebutkan Sanusi, salah satu warga setempat yang mengaku kagum dengan kehidupan almarhum yang menunjukkan ketulusan dalam ibadahnya sehingga almarhum meninggal dunia dalam keadaan yang baik, dalam waktu dan tempat yang baik pula. "Yang pasti kami kagum sama beliau. Selama ini beliau telah banyak mengajarkan kami dan telah memberikan contoh yang baik pula pada kami semua," kata Sanusi ketika di temui di Masjid At-Thoyyibah.
Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran buat kita semuanya, dan semoga kita semuanya merupakan orang yang bisa mendapatkan kematian yang terbaik di akhir hayat nanti.
from Aku Islam http://ift.tt/2u8IpdL
Sumber KLIK Di Sini atau http://www.akuislam.id/
Demikianlah Artikel Imam Masjid Mati Ketika Salat
Sekianlah artikel Imam Masjid Mati Ketika Salat kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ini.