Judul : Berita Aktual Perjuangan Calista, Dianiaya Ibu Kandung Sendiri Hingga Koma, Hanya Bertahan Selama 15 Hari
link : Berita Aktual Perjuangan Calista, Dianiaya Ibu Kandung Sendiri Hingga Koma, Hanya Bertahan Selama 15 Hari
Berita Aktual Perjuangan Calista, Dianiaya Ibu Kandung Sendiri Hingga Koma, Hanya Bertahan Selama 15 Hari
Calista, bayi berusia 15 bulan yang diduga menjadi korban penganiayaan ibunya, Sinta, meninggal dunia pada Minggu (25/3/2018) di RSUD Karawang.
Humas RSUD Karawang Ruhimin mengungkapkan, Calista meninggal dunia pada pukul 09.55 WIB karena kondisinya semakin memburuk.
"Dari datang ke RSUD Karawang Calista hanya mengandalkan alat bantu pernafasan. Dua hari terakhir hingga detik akhir terus mengalami penurunan. Detak jantungnya sudah tidak ada," tambahnya.
Candra Hidayat, paman Calista, mengatakan, kondisi Calista semakin memburuk.
Dokter rumah sakit sudah berusaha mengambil tindakan.
"Dokter kemudian mengatakan Calista sudah tidak bisa ditolong," ucapnya.
Ia mengaku kehilangan sosok bocah periang tersebut.
"Kami sangat kehilangan keriangannya, kelucuannya, dan keriangannya," katanya.
Calista akan dimakamkan di TPU di Kampung Jatirasa Barat, RT 004 RW 001, Desa Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
Bayi Calista diduga menjadi korban kekerasan ibu kandungnya, Sinta.
Dalam kasus ini, Sinta sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Sinta diduga menganiaya Calista sebagai pelampiasan kekesalannya terhadap pacarnya.
Sang pacar juga disebut Sinta beberapa kali menganiaya Calista.
Calista pun sering mengalami kejang-kejang akibat penganiayaan ini.
Penganiayaan terakhir yang dilakukan ibunya, akhirnya membuat Calista kembali kejang-kejang dan menjalani perawatan khusus di rumah sakit.
Calista diketahui mengalami infeksi di bagian kornea mata.
Dia juga mengalami radang otak yang membuat kondisinya kian menurun.
Polisi menyebutkan luka ini terjadi akibat sang ibu membenturkan Calista ke dinding, namun Calista terjatuh ke rak piring.
Ibunya Jadi Tersangka Penganiayaan
Sudah sekitar dua pekan berlalu. Sejak dirawat di ruang PICU RSUD Karawang pada 10 Maret 2018, kondisi bayi Calista belum juga mengalami kemajuan.
Dia masih mengandalkan alat bantu pernapasan.
Bayi berusia 15 bulan itu mengalami luka di sekujur tubuhnya.
Berdasarkan hasil visum dan keterangan saksi-saksi, polisi menetapkan Sinta (27), ibu kandung Calista, sebagai tersangka penganiayaan.
"Hasil visum menunjukkan luka kekerasan fisik secara berkepanjangan. Tersangka (Sinta) juga mengakui perbuatannya," ujar Kapolres Karawang AKBP Hendy Febrianto Kurniawan, Kamis (22/3/2018).
Hendy menyebutkan, kekerasan fisik yang dialami Calista berlangsung sejak dua bulan terakhir.
Dalam masa itu, Sinta dan Calista tinggal di rumah Darja, pacar Sinta, di Kampung Iplik, Desa Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, sejak Februari 2018.
Tekanan ekonomi
Dari penyelidikan polisi, tekanan ekonomi menjadi motif Sinta melakukan kekerasan terhadap Calista sebagai pelampiasan kekesalan.
Sinta mengaku sebagai orangtua tunggal bagi Calista.
Saat ditanya soal keberadaan ayah kandung Calista, Sinta tak menjawab dan hanya terisak.
Hendy mengatakan, Sinta juga menyebut pacarnya, D, juga menganiaya Calista.
Kepada polisi, Sinta sempat mengaku melihat pacarnya menggigit Calista pada bagian dada.
"Saya lihat ininya (dada) pukul 04.00 subuh digigit sama dia. Saking kencangnya digigit gitu, enggak berdarah cuma ada tapaknya (bekasnya) doang," ujar Sinta.
Menurut Sinta, sang pacar khawatir tangis Calista akan membuat berisik orangtuanya yang saat itu tengah tidur.
"Ya, namanya juga anak kecil suka nangis, tetapi dia enggak mau anak kecil berisik," tambahnya.
Bahkan, kata dia, kepala Calista pernah dijitak, punggung dipukul, dan tangannya seperti disulut rokok.
Tiap kali ia membereskan rumah, Calista menangis histeris saat digendong sang pacar.
"(Calista) sudah dua kali kejang-kejang. Ini yang terakhir kejang," kata Sinta.
Hanya saja, polisi belum mempunyai cukup bukti keterlibatan D. Menurut Hendy, D sendiri cukup kooperatif saat dimintai keterangan.
"Kami akan terus melakukan penyelidikan," kata Hendy. Dugaan radang otak Kapolres Karawang AKBP Hendy Febrianto Kurniawan mengungkapkan, infeksi pada mata Calista bukan luka biasa, melainkan akibat benturan di bagian kepala dan menimbulkan pendarahan di mata bayi tersebut.
"Berdasarkan keterangan saksi, tersangka membenturkan bayi tersebut ke tembok dan jatuh mengenai rak piring," imbuhnya.
Dirja Membantah Ikut Aniaya
Dirja (33) menampik tudingan turut menganiaya Calista, bayi berusia 15 bulan di Karawang.
Ia pun bercerita tentang pertemuan dengan Sinta (27), ibu kandung Calista.
Dirja mengaku baru sebulan lalu bertemu Sinta di Terminal Tanjungpura, Karawang, saat sedang melamun dan menggendong Calista.
Ketika itu, Sinta hanya membawa Calista dan keresek hitam besar berisi bajunya.
"Saya menanyakan dari mana mau ke mana, dan dia bilang pergi dari rumah mau ke neneknya. Sinta sempat menginap selama sehari semalam di rumah neneknya. Kemudian dia menelepon saya, minta diantar ke rumah orangtuanya," kata Dirja saat ditemui di rumahnya, Jumat (23/3/2018).
Sinta kemudian berubah pikiran. Dia tak mau menunjukkan alamat rumahnya.
"Saya takut ke rumah soalnya Calista suka dimasukin ke dalam tas dan dibekap oleh kakak saya," ujar Dirja menirukan ucapan Sinta.
Dirja kemudian membawa pulang Sinta ke rumahnya di Kampung Iplik, RT 002 RW 012, Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
Dirja juga tak memprediksi bahwa Sinta akan tinggal hingga sebulan di rumahnya.
Hanya saja, Sinta tidak mau pulang meskipun berulang kali dibujuk. Sinta juga tidak mau memberitahukan di mana alamat orangtuanya.
Akhirnya, Sinta tinggal bersama Dirja dan tiga anggota keluarga lainnya. Meski demikian, Dirja menolak disebut pacar Sinta. Sebab, niat awal Dirja hanya menolong.
"Bukan pacar, saya niat ingin menolong," tutur Dirja.
Banyak luka di tubuh Calista
Saat tiba di rumahnya, Dirja mengaku tubuh Calista sudah ada beberapa luka, misalnya di kedua paha.
Ia mengaku keberatan jika disebut menganiaya Calista. Sebab, Dirja mengaku sayang kepada Calista.
"Tidak mungkin saya tega menyundut dengan rokok, apalagi melihat anak yang sedang sakit begitu," kata Dirja.
Bahkan, untuk berobat Calista, keluarganya terpaksa menjual satu domba dan emas tiga gram. "Itu untuk bolak-balik ke rumah sakit. Saya juga yang bawa ke rumah sakitnya," ucapnya.
Orang yang melihat langsung penganiayaan itu adalah Sarwi (48), ibu Dirja.
Sarwi melihat langsung Sinta saat membenturkan Calista hingga kepala belakang anak itu mengenai tembok dan rak piring.
"Gara-gara bayi itu merengek minta es krim ibunya. Kemudian saya bilang, 'Kasihan kalau ingin es, biar saja beli lagi'," ujar Sarwi.
Sarwi pun mengaku berulang kali meminta Sinta untuk tidak kasar kepada Calista. Ia mengaku memergoki Sinta mencubit Calista. "Jangan galak-galak sama anak kecil," kata Sarwi.
Sumber: Tribunnews
from SATEKNO https://ift.tt/2DXilWE
Sumber satekno.info
Demikianlah Artikel Berita Aktual Perjuangan Calista, Dianiaya Ibu Kandung Sendiri Hingga Koma, Hanya Bertahan Selama 15 Hari
Sekianlah artikel Berita Aktual Perjuangan Calista, Dianiaya Ibu Kandung Sendiri Hingga Koma, Hanya Bertahan Selama 15 Hari kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ini.